Kamis, 27 Januari 2011

SENAM CERIA WARGA GI RW 08

Sudah tiga Ahad ini suasana GI RW 08 setiap Ahad pagi di open space begitu meriah dan segar dengan diadakannya senam ceria untuk kesehatan oleh ibu-ibu RW 08. Senam ini dimulai pukul 06.30 - 08.00 selain dimeriahkan ibu-ibu juga diikuti bapa-bapak sehingga menambah hangatnya suasana setiap Ahad pagi. Ahad yang lalu selain diadakan senam kesehatan diisi juga dengan kegiatan perawatan jenazah yang di bimbing oleh bapak Hermanto. Antusias warga sangat tinggi sehingga kegiatan itu dapat lancar. Bagi warga yang belum gabung "monggo" untuk gabung agar tambah sehat

KESEDERHANAAN PRESIDEN IRAN

Belajar Kesederhanaan, dari Sang Presiden Iran
Mahmud Ahmadi Nejad lahir di kota Garmsar, sebelah timur Tehran 49 tahun yang lalu. Ayahnya adalah seorang tukang besi yang hidupnya pas-pasan. Baru berumur satu tahun, Ahmadi harus hijrah bersama keluarganya ke Kota Tehran dengan harapan kehidupan akan lebih baik.
Penghasilan ayahnya yang hanya seorang tukang besi mengharuskan dia untuk hidup sederhana bersama enam saudaranya. Meskipun hidup yang pas pasan, Ahmadi mempunyai prestasi yang tinggi di sekolahnya. Meskipun ayahnya bukanlah seorang ulama, namun ayah Ahmadi adalah seorang yang teguh beragama. Kepribadian inilah yang diwariskan anaknya. Maka jadilah Ahmadi tumbuh dengan menjadi pemuda yang mutadayyin (taat beragama).
Pada tahun 1995 Ahmadi Nejad dipercaya sebagai gubernur Ardabil, sebuah Propinsi di Iran Utara. Karir cemerlang sebagai gubernur membuat Ahmadi terpilih sebagai gubernur teladan Iran selama tiga tahun berturut-turut. Diantara keberhasilannya, pemerintahnya mampu merekonstruksi 7.500 unit rumah penduduk yang hancur dalam gempa Ardabil dalam tempo tujuh bulan.

Setelah selasai menjabat gubernur, Ahmadi Nejad kembali kampusnya dan gelar Doktor dalam bidang transportasi dia raih dalam usianya yang ke-43. Selama aktif di kampus pun Ahmadi Nejad banyak diminta memberikan masukan dan konsultasi oleh gubernur dan walikota-walikota di Iran dalam perencanaan pembangunan kota terumatama yang berhubungan dengan urusan perencanaan transportasi.

Nasib menjadi birokrat tampaknya tidak bisa pisah dari Ahmadi. Dua Mei 2004, Dewan Kota Tehran periode kedua, memilih Ahmadi Nejad sebagai Walikota Tehran. Dalam waktu singkat, tidak kurang dari dua tahun, pekerja keras ini, melakukan gebrakan-gebrakan birokrasi yang langsung bisa dirasakan masyarakat. Waktunya banyak dihabiskan di kantor dan inspeksi lapangan. Mulai pukul 06.00 pagi sampai pukul 24.00 setiap hari Ahmadi bekerja keras untuk menyelesaikan problem kota Tehran yang semakin komplek. Dalam sejarahnya, ketika memimpin Tehran, dia hanya absen sekali karena sakit, itupun setengah hari.

Pada tanggal 3 Agustus 2005 Ahmadi Nejad dilantik menjadi presiden yang ke-6 Republik Islam Iran setelah berhasil melewati pemilu putaran kedua. Meskipun begitu dia masih malu untuk dipanggil presiden. “Saya bukanlah presiden, saya adalah pelayanan rakyat,”katanya. Penampilannya pun saat ini tidak jauh berbeda, dengan sepatu yang tidak mengkilat, dan jaket krem kesukaannya.

“rela sholat di tepi jalan dengan alas seadanya”

Televisi Fox Amerika pernah bertanya pada Presiden Iran Ahmadinejad : ”Saat anda bercermin di pagi hari, apa yang anda katakan pada diri anda?” Ahmadinejad menjawab, ”Saya melihat seseorang di cermin dan berkata padanya , ”Ingatlah, anda tidak lebih dari seorang pelayan kecil. Di depanmu hari ini ada tanggungjawab besar dan itu adalah melayani bangsa Iran”.

Itulah kalimat pembuka penyiar TV memperkenalkan seorang Ahmadinejad. Ahmadinejad, Presiden Iran yang mencengangkan banyak orang ketika menyumbangkan karpet Istana Presiden (berkualitas tinggi tentunya) ke sebuah masjid di Teheran. Ia lalu mengganti karpet istana dengan karpet murah.

Mantan walikota Teheran itu menutup ruangan kedatangan tamu VIP karena dinilai terlalu besar. Ia lalu meminta sekretariat istana mengganti dengan ruangan sederhana dan mengisi dengan kursi kayu. Sekali lagi fakta yang mengesankan…!

Dalam beberapa kesempatan Presiden juga bergabung dengan petugas kebersihan kota untuk membersihkan jalan di sekitar rumah dan istana Presiden.

Dibawah kepemimpinan Ahmadinejad, setiap menteri yang diangkat selalu menandatangani perjanjian dengan banyak ketentuan, terutama yang ditekankan adalah agar setiap menteri tetap hidup sederhana . Seluruh rekening pribadi dan keluarganya akan diawasi dan kelak jika masa tugasa berakhir sang menteri harus menyerahkan jabatannya dengan kewibawaan . Caranya adalah agar dirinya dan keluarganya tidak memanfaatkan keuntungan sepeser pun dari jabatannya.

Ahmadijed juga mengumumkan bahwa kemewahan terbesar dirinya adalah mobil Peogeot 504 buatan tahun 1977dan sebuah rumah kecil warisan ayahnya 40 tahun lalu yang terletak di salah satu daerah miskin di Teheran. Rekening tabungannya nol dan penghasilan yang diterima hanyalah gaji sebagai dosen sebesar kurang dari Rp 2.500.000,-. (U$ 250)

Asal tahu saja Presiden tetap tinggal di rumahnya. Satu-satunya rumah miliknya, salah satu presiden Negara terpenting di dunia secara strategi, ekonomi, politik dan tentunya minyak dan pertahanannya.

Ahmadinejad bahkan tidak mengambil gajinya sebagai presiden (yang merupakan haknya). Alasannya seluruh kekayaan adalah milik Negara dan ia hanya bertugas menjaganya.

Hal lain yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yang selalu dibawa setiap hari. Isinya adalah bekal sarapan, beberapa potong roti sandwinch dengan minyak zaitun dan keju . Ahmadinejad menyantap dengan nikmat makanan buatan isteri tersebut Di sisi lain ia menghentikan semua makanan istimewa yang biasa disediakan untuk presiden.

Ahmadinejad juga mengalihkan pesawat kepresidenan menjadi pesawat angkutan barang (cargo) dengan alasan untuk menghemat pengeluaran Negara. Presien juga memilih terbang dengan pesawat biasa di kelas ekonomi.

Ahmadinejad selalu melakukan rapat dengan para menteri kabinetnya untuk memantau semua aktivitas. Semua menteri bisa masuk ke ruangannya tanpa harus izin.Ia juga menghapus semua acara seremonial seperti red carpet, foto-foto dan iklan pribadi ketika jika mengunjungi Negara lain.

Jikalau harus menginap di hotel ia selalu memastikan untuk tidak tidur dengan ruangan dan tempat tidur mewah. Alasannya ia tidak tidur di tempat tidur tetapi tidur di lantai beralaskan matras sederhana dan sepotong selimut.

Apakah semua tindakan dan kelakuan presiden menimbulkan rasa tidak hormat?

Ahmadinejad tidur di ruang tamu selepas dijaga pengawal kepresidenan seharian kemanapun ia pergi. Foto ini dibuat oleh adiknya dan diterbitkan harian Wifaq yang sehari kemudian menyebar di majalah dan Koran seluruh dunia terutama Amerika Serikat.

Saat shalat berjamaah di masjid Presiden tidak duduk di shaf pertama.

Bagaimana dengan Presiden dan pejabat-pejabat serta anggota MPR/DPR kita?